seorang gadis mengatakan kepadaku bahwa aku tidak boleh menyimpulkan terlalu cepat. ini lah penyebab aku terlalu mengandalkan logika, selalu menghitung , menganalisa, menyimpulkan hasil hipotesa,
dan semua itu belum tentu kebenaranya.
aku berfikir lagi, apa yang harus kuperbaiki? ternyata jawabanya tidak bisa kutemukan? jauh dari semua rutinitas yang kukerjakan, aku masih menggunakan logika, akal sehat. apakah terlalu berlebihan? siapa yang kurindukan? siapa yang kucintai? kenapa aku merindukan? aku tidak tau merindukan siapa?
yang kutau aku seorang pemimpi yang diterpa satu dua kegagalan dan efeknya masih terasa. langkah ini harus jelas, aku harus menemukan kejelasan. aku tidak mungkin terus hidup di awang awang, tidak ada tujuan jelas semua imajiner. aku bekerja, berlari, mengejar selembar rupiah, tapi semua itu tidak berarti.
aku harus belajar, belajar tidak individualis, belajar tidak egois, bagaimanapun hidup ini bukan milikku seorang, TUHAN MEMAKSAKU BERBAGI.
aku berfikir lagi, apa yang harus kuperbaiki? ternyata jawabanya tidak bisa kutemukan? jauh dari semua rutinitas yang kukerjakan, aku masih menggunakan logika, akal sehat. apakah terlalu berlebihan? siapa yang kurindukan? siapa yang kucintai? kenapa aku merindukan? aku tidak tau merindukan siapa?
yang kutau aku seorang pemimpi yang diterpa satu dua kegagalan dan efeknya masih terasa. langkah ini harus jelas, aku harus menemukan kejelasan. aku tidak mungkin terus hidup di awang awang, tidak ada tujuan jelas semua imajiner. aku bekerja, berlari, mengejar selembar rupiah, tapi semua itu tidak berarti.
aku harus belajar, belajar tidak individualis, belajar tidak egois, bagaimanapun hidup ini bukan milikku seorang, TUHAN MEMAKSAKU BERBAGI.
0 comments:
Post a Comment